Punarbhawa Apa dan Bagaimana
Dalam Agama Hindu hukum sebab akibat dikenal dengan istilah karma phala atau karma pala, adalah konsep dasar dalam ajaran-ajaran agama Dharma. Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti perbuatan/aksi, dan phala berarti buah/hasil. Karma phala artinya buah dari perbuatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan. Karma phala memberi optimisme kepada setiap manusia, bahkan semua makhluk hidup. Dalam ajaran ini, semua perbuatan akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat. Apapun yang dilakukan/perbuat, maka seperti itulah hasil yang akan diterima. Dalam konsep Hindu, berbuat itu terdiri atas; perbuatan melalui pikiran, perbuatan melalui perkataan dan perbuatan melalui tingkah laku, Ketiganya dikenal dengan Tri Kaya Parisudha. Ketiga perbuatan inilah yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat.
Dalam perkembangannya hukum sebab akibat tidak selalu mendatangkan hasil atau akibatnya pada jangka waktu selama satu kehidupan. Dalam Agama Hindu, karma pala menjadi penyebab utama terjadinya proses reinkarnasi yang dikenal dengan istilah punarbhawa. Kelahiran kembali yang akan dijalani setelah meninggal bergantung pada tindakan manusia di masa lampau. Hal ini berkaitan dengan fungsi sebab akibat: karma dan akibatnya. Segala yang kita lakukan menjadi penyebab bagi kondisi kita di masa mendatang, dan kondisi kita saat ini adalah akibat dari perbuatan di masa lampau.
Dalam perkembangannya hukum sebab akibat tidak selalu mendatangkan hasil atau akibatnya pada jangka waktu selama satu kehidupan. Dalam Agama Hindu, karma pala menjadi penyebab utama terjadinya proses reinkarnasi yang dikenal dengan istilah punarbhawa. Kelahiran kembali yang akan dijalani setelah meninggal bergantung pada tindakan manusia di masa lampau. Hal ini berkaitan dengan fungsi sebab akibat: karma dan akibatnya. Segala yang kita lakukan menjadi penyebab bagi kondisi kita di masa mendatang, dan kondisi kita saat ini adalah akibat dari perbuatan di masa lampau.
Kata “reinkarnasi” asalnya dari kata re + in + carnis. Kata Latin carnis berarti daging, Incarnis artinya mempunyai bentuk manusia. Sedangkan reinkarnasi adalah masuknya jiwa ke dalam tubuh yang baru. Dalam bahasa Jawa disebut tumitis merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Reinkarnasi). Wujud fisik yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini. Wujud yang terlahir kembali itu adalah jiwa orang tersebut yang kemudian mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil perbuatannya terdahulu. Jiwanya adalah jiwa yang sudah ada, akan tetapi jasadnya baru. Reinkarnasi juga dapat disebut kelahiran kembali. Kondisi ini disebut pula sebagai migrasi jiwa. Artinya, jasad lama ditinggalkan alias mati, dan pada suatu kesempatan jiwa tersebut masuk ke dalam jasad baru, atau menjadi bayi kembali.
Punarbhawa di Bali yang gamblang dan mudah dimengerti terdapat dalam keseharian kehidupan beragama umat Hindu di Bali. Untuk bayi yang berusia 12 hari sudah saatnya dicari sang punarbhawa-nya, yang menitis pada sang bayi; untuk mencari “sapa sira sane rawuh”. Umumnya akan didapat informasi tentang seseorang yang ingin “ngidih nasi” di keluarga ini melalui kelahiran sang bayi.
Dalam bahasa Sansekerta reinkarnasi disebut sebagai Punarbhawa. Kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Punar artinya “lagi”, sedangkan Bhawa artinya “menjelma”. Maka dengan demikian Punarbhawa memiliki arti kelahiran kembali yang berulang-ulang (Anadas Ra, 2007 : 38). Punarbhawa atau tumimbal lahir atau samsara adalah bagian keempat dari Panca Sradha sebagai dasar keyakinan Umat Hindu. Pengertian sederhananya adalah, bahwa pada saat seseorang meninggal dunia maka jiwatman akan melepaskan badan jasmaninya (stula sarira), menuju sorga atau neraka. Untuk meningkatkan kualitas jiwatman maka setelah waktu tertentu jiwatman kembali kedunia melalui proses kelahiran dengan menggunakan badan jasmani yang baru. Proses jiwatman meninggalkan jasmani dalam Agama Hindu disebut stula sarira kemudian lahir kembali menggunakan jasmani yang baru, inilah yang disebut dengan Punarbhawa (Wayan Pura, 2011 : 6).
Pernyataan pertama mengenai hukum reinkarnasi, dalam sejarah dunia terdapat dalam kitab Rg Veda, namun bangsa Mesir Kuno juga meyakini adanya transmisi jiwa. Pesan-pesan yang terdapat dalam kitab kematian Mesir Kuno menurut Anandas (2007 : 39) menunjukkan adanya kecenderungan membenarkan adanya kelahiran yang kedua. Sejarawan Yunani, Herodotus, mengatakan bahwa bangsa Mesir kuno meyakini adanya jiwa abadi yang terpisah dari tubuh. Mereka bahkan mempercayai bahwa orang-orang dari kalangan istana dapat memilih yang mereka inginkan pada saat kelahiran yang kedua. Ide mengenai reinkarnasi ini kemudian diambil oleh filsuf Yunani Plato dan Aristoteles. Plato mengajarkan keberadaan jiwa abadi yang mengalami kelahiran berulang-ulang. Linda Smith dan William Raeper (2000 : 18) menjelaskan dalam bukunya bahwa mistisisme Plato tercampur dengan teori pengetahuan, yang diajukan Plato di dalam Meno adalah suatu tingkat tertentu mistisisme. Minat Plato dalam mistisisme dan matematika datang dari Pythagoras salah seorang filsuf pra-Sokratik. Para Pythagorean terlibat dalam ibadat-ibadat mistik mereka percaya dengan reinkarnasi dan perpindahan jiwa-jiwa, kepercayaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap Plato.
Punarbhawa di Bali yang gamblang dan mudah dimengerti terdapat dalam keseharian kehidupan beragama umat Hindu di Bali. Untuk bayi yang berusia 12 hari sudah saatnya dicari sang punarbhawa-nya, yang menitis pada sang bayi; untuk mencari “sapa sira sane rawuh”. Umumnya akan didapat informasi tentang seseorang yang ingin “ngidih nasi” di keluarga ini melalui kelahiran sang bayi.
Dalam bahasa Sansekerta reinkarnasi disebut sebagai Punarbhawa. Kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Punar artinya “lagi”, sedangkan Bhawa artinya “menjelma”. Maka dengan demikian Punarbhawa memiliki arti kelahiran kembali yang berulang-ulang (Anadas Ra, 2007 : 38). Punarbhawa atau tumimbal lahir atau samsara adalah bagian keempat dari Panca Sradha sebagai dasar keyakinan Umat Hindu. Pengertian sederhananya adalah, bahwa pada saat seseorang meninggal dunia maka jiwatman akan melepaskan badan jasmaninya (stula sarira), menuju sorga atau neraka. Untuk meningkatkan kualitas jiwatman maka setelah waktu tertentu jiwatman kembali kedunia melalui proses kelahiran dengan menggunakan badan jasmani yang baru. Proses jiwatman meninggalkan jasmani dalam Agama Hindu disebut stula sarira kemudian lahir kembali menggunakan jasmani yang baru, inilah yang disebut dengan Punarbhawa (Wayan Pura, 2011 : 6).
Pernyataan pertama mengenai hukum reinkarnasi, dalam sejarah dunia terdapat dalam kitab Rg Veda, namun bangsa Mesir Kuno juga meyakini adanya transmisi jiwa. Pesan-pesan yang terdapat dalam kitab kematian Mesir Kuno menurut Anandas (2007 : 39) menunjukkan adanya kecenderungan membenarkan adanya kelahiran yang kedua. Sejarawan Yunani, Herodotus, mengatakan bahwa bangsa Mesir kuno meyakini adanya jiwa abadi yang terpisah dari tubuh. Mereka bahkan mempercayai bahwa orang-orang dari kalangan istana dapat memilih yang mereka inginkan pada saat kelahiran yang kedua. Ide mengenai reinkarnasi ini kemudian diambil oleh filsuf Yunani Plato dan Aristoteles. Plato mengajarkan keberadaan jiwa abadi yang mengalami kelahiran berulang-ulang. Linda Smith dan William Raeper (2000 : 18) menjelaskan dalam bukunya bahwa mistisisme Plato tercampur dengan teori pengetahuan, yang diajukan Plato di dalam Meno adalah suatu tingkat tertentu mistisisme. Minat Plato dalam mistisisme dan matematika datang dari Pythagoras salah seorang filsuf pra-Sokratik. Para Pythagorean terlibat dalam ibadat-ibadat mistik mereka percaya dengan reinkarnasi dan perpindahan jiwa-jiwa, kepercayaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap Plato.
Sejak dahulu beberapa kalangan giat melakukan pengobatan dengan melihat kehidupan sebelumnya (past-life regression) untuk mengungkapkan siapa diri mereka dalam banyak kehidupan mereka sebelumnya. Bahkan tidak hanya masyarakat barat seperti Dr. Bhuran Gamerson saja, tetapi masyarakat Indonesia seperti Dr. Gina Cherminara, dan bahkan Nathalia Sunaidi menulis buku mengenai perjalanan 12 pasiennya di kehidupan masa lalu dalam bukunya yang berjudul Journey to My Past Lives. Menurut laman Hindu-Indonesia.com diakses pada 16 Desember 2012 yang di unggah oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra) menyebutakan bahwa reinkarnasi merupakan keyakinan utama dari gerakan New Age. Menurut laman tersebut manusia juga dapat menemukan reinkarnasi dalam pengajaran masyarakat Theosophi dan Psychics seperti Jeanne Dixon dan mendiang Edgar Cayce.
Punarbhawa atau punarbawa dan karma phala merupakan salah satu jawaban yang sangat konkrit mengenai kehidupan seseorang yang selalu berbuat kejahatan tetapi kehidupannya justru beruntung dan senang. Beberapa contoh nyata bisa kita lihat sebagai koruptor mereka yang duduk di kursi pemerintahan dapat leluasa menikmati hasil kejahatnnya, terlahir dan menjadi orang yang beruntung. Semua kejadian dalam hidup mereka saat ini tidak terlepas dari karma baik yang sudah ditanamkan di kehidupan sebelumnya. Semua perbuatan di masa lalu menjadi karma di kehidupan selanjutnya, maka banyak pertanyaan berdatangan prihal “mengapa manusia tidak mampu mengingat masa lalunya?” tentu perlu dipertanyakan juga prihal mengapa manusia tidak sanggup mengingat semua masa lalunya, seperti ketika dia baru dilahirkan, masa balitanya, masa kecilnya, bahkan seluruh nomor telepon rekan-rekannya pada kehidupannya saat ini.
Banyak hal yang hilang dari ingatan, namun pengetahuan yang pasti bahwa tubuh fisik masa lalu, otak masa lalu telah hancur dan untuk saat ini ia memperoleh otak fisik yang baru (Anadas Ra, 2007 : 42). Dalam proses punarbhawa manusia sebenarnya diuntungkan karena tidak semuanya mampu mengingat masa lalunya. Seandainya saja rasa sedih, dukacita dimasa lampau diingatnya? Kemudian apa yang terjadi jika musuh atau orang yang dibencinya menjadi anak atau istri di kehidupannya saat ini? Melalui proses punarbhawa dan karma yang adil, alam telah menyembunyikan sebagian masa lalu dari manusia di kehidupan berikutnya. Bahkan beberapa orang bijak berkata, “jangan memikirkan masa lalu, hiduplah pada masa kini disini. Masa lalu telah berlalu, masa depan belum tentu.”
Beberapa fakta di dunia bahwa manusia mampu mengingat secara sadar kehidupannya sebelum kelahirannya saat ini. Menurut buku “Reinkarnasi, hidup tidakk pernah mati” oleh Anadas Ra (2007 : 43) Di Delhi, seorang gadis kecil bernama Shanti Dewi memberi gambaran yang jelas mengenai kehidupannya di masa lampau. Ia sanggup mengenali suami dan anaknya pada kelahiran sebelumnya, ketika ia tinggal di Mathura. Ia menunjukkan di mana uangnya disimpan dan sebuah sumur tua yang sekarang sudah tertutup. Semua pernyataannya dibenarkan dan didukung oleh sejumlah saksi. Cameron Macaula, seorang anak yang mampu menceritakan kehidupan masa lampaunya. Harian Inggris The Sun telah memuat di internet berita tentang seorang anak lelaki yang bisa mengingat masa lampaunya. Anak lelaki berusia 6 tahun yang bernama Cameron Macaulay, ia selalu membicarakan bahwa ia mempunyai ibu dan keluarga serta menyukai menggambar rumahnya sendiri, sebuah rumah putih yang terletak di tepi pantai. Semuanya itu tidak lagi berkaitan dengan kehidupannya kini. Tempat yang diceritakannya, dia sendiri tidak pernah tahu, dan terletak di pulau Bara berjarak 160 mil dari kediamannya sekarang ini. Menurut Norma, ibunya Cameron Macaulay sekarang, semenjak kecil Cameron sudah mulai bisa bicara, ia sudah lantas mengkisahkan kehidupan masa kanak-kanaknya sewaktu berada di pulau Bara. Ia mengkisahkan orang tua masa lampaunya dan bagaimana ayahnya meninggal, juga kakak perempuan maupun kakak laki-lakinya. Ia juga bilang ibu yang ia sebut-sebut ialah ibu masa lampaunya. Cameron sekeluarga pada bulan Februari 2006 pergi ke pulau Bara. Sewaktu pesawat itu benar-benar mendarat, segalanya persis dengan yang diceritakan oleh Cameron. Pihak penginapan memberitahu Norma, pernah ada bernama Robertson menempati rumah putih di tepi pantai. Para orang dewasa pun memahami Cameron bukan sedang mengarang cerita, mereka telah mendapatkan jawaban yang mereka cari. Akan tetapi yang jelas, memori terhadap kehidupan masa lampau seiring dengan bertambahnya usia si empunya cerita akan semakin memudar. Kisah Cameron telah dibuatkan film dokumenter yang berjudul “Anak Lelaki Ini Pernah Hidup Di Masa Lampau”oleh TV 5 Inggris.
Manusia umumnya memiliki berbagai sifat yang dapat muncul seiring berkembangnya waktu, salah satunya manusia selalu penasaran terhadap hal tertentu yang dianggapnya menarik. Dikenalnya konsep punarbhawa atau reinkarnasi menjadikan manusia penasaran untuk mengetahui kehidupan mereka di masa lampau. Sama halnya dengan masa depan, umumnya setiap menjelang pergantian tahun masyarakat disibukkan dengan meramal kehidupan mereka yang akan datang. Proses reinkarnasi yang menyerupai siklus daur ulang sangat menarik untuk dapat di sajikan dalam bentuk seni video. Keinginan seseorang untuk mengetahui kehidupan masa lampaunya menjadi kunci utama untuk mengetahui karma-karma yang harus mereka jalankan di kehidupan sekarang. Dapat dibayangkan apabila setiap manusia mampu mengingat kehidupan sebelumnya, menceritakannya satu kehidupan ke kehidupan lainnya yang kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan yang pasti memiliki satu benang merah yang menyebabkan mereka harus menjalani reinkarnasi. Karma phala yang dimiliki setiap manusia menjadi benang merah yang menghubungi setiap perjalanan reinkarnasinya. Beberapa hal tersebut menjadi pemikiran tersendiri untuk menciptakan karya seni video yang berjudul Punarbhawa.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka instalasi video animasi “Punarbhawa” dapat diartikan secara harafiah sebagai perjalanan dari kelahiran satu atman yang diakibatkan karma phala yang dilakukan selama kehidupannya. Dapat juga dimaknai sebagai proses satu roh yang menjalani karmanya melalui kelahiran yang beda-beda dan masalah yang berbeda namun memiliki kemiripan secara tidak langsung.
Punarbhawa atau punarbawa dan karma phala merupakan salah satu jawaban yang sangat konkrit mengenai kehidupan seseorang yang selalu berbuat kejahatan tetapi kehidupannya justru beruntung dan senang. Beberapa contoh nyata bisa kita lihat sebagai koruptor mereka yang duduk di kursi pemerintahan dapat leluasa menikmati hasil kejahatnnya, terlahir dan menjadi orang yang beruntung. Semua kejadian dalam hidup mereka saat ini tidak terlepas dari karma baik yang sudah ditanamkan di kehidupan sebelumnya. Semua perbuatan di masa lalu menjadi karma di kehidupan selanjutnya, maka banyak pertanyaan berdatangan prihal “mengapa manusia tidak mampu mengingat masa lalunya?” tentu perlu dipertanyakan juga prihal mengapa manusia tidak sanggup mengingat semua masa lalunya, seperti ketika dia baru dilahirkan, masa balitanya, masa kecilnya, bahkan seluruh nomor telepon rekan-rekannya pada kehidupannya saat ini.
Banyak hal yang hilang dari ingatan, namun pengetahuan yang pasti bahwa tubuh fisik masa lalu, otak masa lalu telah hancur dan untuk saat ini ia memperoleh otak fisik yang baru (Anadas Ra, 2007 : 42). Dalam proses punarbhawa manusia sebenarnya diuntungkan karena tidak semuanya mampu mengingat masa lalunya. Seandainya saja rasa sedih, dukacita dimasa lampau diingatnya? Kemudian apa yang terjadi jika musuh atau orang yang dibencinya menjadi anak atau istri di kehidupannya saat ini? Melalui proses punarbhawa dan karma yang adil, alam telah menyembunyikan sebagian masa lalu dari manusia di kehidupan berikutnya. Bahkan beberapa orang bijak berkata, “jangan memikirkan masa lalu, hiduplah pada masa kini disini. Masa lalu telah berlalu, masa depan belum tentu.”
Beberapa fakta di dunia bahwa manusia mampu mengingat secara sadar kehidupannya sebelum kelahirannya saat ini. Menurut buku “Reinkarnasi, hidup tidakk pernah mati” oleh Anadas Ra (2007 : 43) Di Delhi, seorang gadis kecil bernama Shanti Dewi memberi gambaran yang jelas mengenai kehidupannya di masa lampau. Ia sanggup mengenali suami dan anaknya pada kelahiran sebelumnya, ketika ia tinggal di Mathura. Ia menunjukkan di mana uangnya disimpan dan sebuah sumur tua yang sekarang sudah tertutup. Semua pernyataannya dibenarkan dan didukung oleh sejumlah saksi. Cameron Macaula, seorang anak yang mampu menceritakan kehidupan masa lampaunya. Harian Inggris The Sun telah memuat di internet berita tentang seorang anak lelaki yang bisa mengingat masa lampaunya. Anak lelaki berusia 6 tahun yang bernama Cameron Macaulay, ia selalu membicarakan bahwa ia mempunyai ibu dan keluarga serta menyukai menggambar rumahnya sendiri, sebuah rumah putih yang terletak di tepi pantai. Semuanya itu tidak lagi berkaitan dengan kehidupannya kini. Tempat yang diceritakannya, dia sendiri tidak pernah tahu, dan terletak di pulau Bara berjarak 160 mil dari kediamannya sekarang ini. Menurut Norma, ibunya Cameron Macaulay sekarang, semenjak kecil Cameron sudah mulai bisa bicara, ia sudah lantas mengkisahkan kehidupan masa kanak-kanaknya sewaktu berada di pulau Bara. Ia mengkisahkan orang tua masa lampaunya dan bagaimana ayahnya meninggal, juga kakak perempuan maupun kakak laki-lakinya. Ia juga bilang ibu yang ia sebut-sebut ialah ibu masa lampaunya. Cameron sekeluarga pada bulan Februari 2006 pergi ke pulau Bara. Sewaktu pesawat itu benar-benar mendarat, segalanya persis dengan yang diceritakan oleh Cameron. Pihak penginapan memberitahu Norma, pernah ada bernama Robertson menempati rumah putih di tepi pantai. Para orang dewasa pun memahami Cameron bukan sedang mengarang cerita, mereka telah mendapatkan jawaban yang mereka cari. Akan tetapi yang jelas, memori terhadap kehidupan masa lampau seiring dengan bertambahnya usia si empunya cerita akan semakin memudar. Kisah Cameron telah dibuatkan film dokumenter yang berjudul “Anak Lelaki Ini Pernah Hidup Di Masa Lampau”oleh TV 5 Inggris.
Manusia umumnya memiliki berbagai sifat yang dapat muncul seiring berkembangnya waktu, salah satunya manusia selalu penasaran terhadap hal tertentu yang dianggapnya menarik. Dikenalnya konsep punarbhawa atau reinkarnasi menjadikan manusia penasaran untuk mengetahui kehidupan mereka di masa lampau. Sama halnya dengan masa depan, umumnya setiap menjelang pergantian tahun masyarakat disibukkan dengan meramal kehidupan mereka yang akan datang. Proses reinkarnasi yang menyerupai siklus daur ulang sangat menarik untuk dapat di sajikan dalam bentuk seni video. Keinginan seseorang untuk mengetahui kehidupan masa lampaunya menjadi kunci utama untuk mengetahui karma-karma yang harus mereka jalankan di kehidupan sekarang. Dapat dibayangkan apabila setiap manusia mampu mengingat kehidupan sebelumnya, menceritakannya satu kehidupan ke kehidupan lainnya yang kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan yang pasti memiliki satu benang merah yang menyebabkan mereka harus menjalani reinkarnasi. Karma phala yang dimiliki setiap manusia menjadi benang merah yang menghubungi setiap perjalanan reinkarnasinya. Beberapa hal tersebut menjadi pemikiran tersendiri untuk menciptakan karya seni video yang berjudul Punarbhawa.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka instalasi video animasi “Punarbhawa” dapat diartikan secara harafiah sebagai perjalanan dari kelahiran satu atman yang diakibatkan karma phala yang dilakukan selama kehidupannya. Dapat juga dimaknai sebagai proses satu roh yang menjalani karmanya melalui kelahiran yang beda-beda dan masalah yang berbeda namun memiliki kemiripan secara tidak langsung.